Metal Detector Sosis
Sosis dibuat oleh bangsa Sumeria (Irak) sekitar 300 SM. Mereka mencincang daging, kemudian diberi garam dan bumbu, dan menjejalkan ke usus hewan. Makanan ini pun berkembang ke Yunani dan populer dengan nama orya. Banyak karya literatur Yunani yang membahas tentang sosis, salah satu yang legendaris adalah cerita Odyssey. Ketika bangsa Romawi menaklukan Yunani pun, mereka turut membawa sosis ke negaranya, hingga sosis berkembang luas ke berbagai penjuru Eropa. Salah satunya adalah yang kelak menjadi Jerman, yang kelak mengklaim diri mereka sebagai bangsa pencetus sosis. Jerman sekarang memang mengklaim dirinya sebagai “negeri sosis” sebenarnya patut dimaklumi, karena telah mengembangkan 1.500 sosis di berbagai daerahnya.
Sosis merupakan suatu teknik produksi dan pengawetan daging dengan mencincang daging, dicampur dengan rempah, dan dibungkus secara tradisional menggunakan usus hewan atau secara modern menggunakan bahan sintetis. Bahkan, kata sosis sendiri berasal dari kata bahasa Latin "Salsus" yang berarti diasinkan atau diawetkan.
Sosis biasanya terbuat dari daging cincang, lemak hewan, ternak dan rempah, serta bahan-bahan lain. Sosis umumnya dibungkus dalam suatu pembungkus yang secara tradisional menggunakan usus hewan, tetapi sekarang sering kali menggunakan bahan sintetis, serta diawetkan dengan suatu cara, misalnya dengan pengasapan.
Karena sudah seperti makanan sehari-hari, permintaan sosis sangat tinggi di pasar Indonesia. Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan pengolahan daging untuk memproduksi sosis dalam kemasan sehingga konsumen dapat mengkonsumsinya dengan praktis. Beberapa tahun lalu, produsen sosis menggunakan plastik sebagai pembungkus daging sosis. Penggunaan kemasan plastik dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia karena berpindahnya zat vinil kholirida ke dalam bahan pangan.Vinil khlorida dan akrilonitril merupakan monomer yang berbahaya karena dapat menimbulkan kanker (Sulchanet al., 2007). Kemudian muncul yang namanya edible packaging (kemasan yang dapat dimakan). Edible packaging merupakan kemasan alternatif pengganti kemasan plastik pada sosis yang aman bagi kesehatan. Keuntungan dari edible packaging adalah dapat melindungi produk pangan, penampakan asli produk dapat dipertahankan dan dapat langsung dimakan serta aman bagi lingkungan (Kinzel, 1992). Edible packaging meliputi edible coating sebagai pelapis dan edible film yang berbentuk lembaran (Krochta dkk., 1994).
Biasanya produsen sosis kemasan ini akan membekukan sosis sebagai standar distribusinya. Dari proses produksi yang langsung dikemas tersebut, sosis kemasan rentan terkontaminasi berbagai cemaran fisik terutama serpihan besi dan stainless dari peralatan dan mesin-mesin produksi seperti pencincang daging dan pembentuk sosis yang mana itu berbahaya bagi konsumen jika terkonsumsi. Penting bagi produsen sosis untuk memastikan bahwa tidak ada cemaran fisik yang terkemas dan terdistribusi ke pasar.
Pencegahan cemaran logam ini dapat menggunakan mesin metal detector jenis conveyor. Dengan prinsip sinyal elektromagnet, cemaran logam akan mengganggu sinyal tersebut dan menyebabkan mesin akan membunyikan alarm sebagai tanda bahaya.
Jika anda sedang membutuhkan Metal Detector Sosis, silahkan hubungi Sales Representative kami pada kontak di bawah. Kami akan merekomendasikan alat yang cocok untuk kebutuhan di tempat anda.
CV. MEALABS INDONESIA
Jln. Pondok Kelapa Raya Blok G1 No. 3D, Kel. Pondok Kelapa,
Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13450
0811-1720-047 (Whatsapp dan Telpon)
021-8694 1748 (Telpon)
sales@mealabs.com